25 Mei 2009

Fenomena Adzan

Saya pernah adzan, lalu iqomah, lalu jadi Imam. Kok bisa? Ya, karena saat itu masih sekolah; Jadwal Imam adalah giliran saya, lalu karena saya juga muadzinnya, maka jadilah saya yang adzan – saya yang iqomah – dan saya yang jadi imam. Tetapi pengalaman ini tidak hanya sekali itu saja. Di Jogja, saat kuliah juga sering mengalami hal serupa, karena saya tinggal di masjid. Lalu kini di desa, saya tinggal di rumah yang ada warisan masjidnya, maka jadilah kadang kala adzan, iqomah lalu imam dan bahkan jadi makmum sekaligus. Khusus adzan, ternyata ada fenomena yang kita jarang tahu…

Definisi Adzan:

Adzan merupakan panggilan bagi umat Islam untuk memberitahu masuknya shalat fardu. Dikumandangkan oleh seorang muadzin setiap shalat 5 waktu. Lafadz adzan terdiri dari 7 bagian:

1. Allahu Akbar, Allahu Akbar (2 kali); artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar”
2. Asyhadu alla ilaha illallah (2 kali) “Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan selain Allah”
3. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (2 kali) “Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah”
4. Hayya ‘alash sholah (2 kali) “Mari menunaikan shalat”
5. Hayya ‘alal falah (2 kali) “Mari meraih kemenangan”
6. Allahu Akbar, Allahu Akbar (1 kali) “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar”
7. Lailaha ilallah (1 kali) “Tiada sesembahan selain Allah”

Fenomena Adzan:

Ternyata, Bumi ini tidak hanya dilapisi oleh atmosfer; tetapi lebih dari itu Bumi ini juga dilapisi oleh audio ruhani yang berkumandang secara longitudinal mengiringi gerak rotasi di sepanjang permukaanya.

Komposisi Atmosfer yang melindungi Bumi kita ini tersusun oleh:

  1. Nitrogen (N2, 78 %)
  2. Oksigen (O2, 21 %)
  3. Argon (Ar, 1 %)
  4. Air (H2O, 0-7 %)
  5. Ozon (O, 0-0.01 %)
  6. Karbondioksida (CO2, 0.01-0.1 %)

Komposisi Atmosfer Audio yang melapisi Bumi kita juga tersusun atas:

  1. Takbir
  2. Syahadat Tauhid
  3. Syahadat Rasul
  4. Ajakan Sholat
  5. Ajakan Kemenangan
  6. Tahlil

Jadi suara adzan itu direkan alam. Mungkin ini yang menyebabkan group Nasida Ria Semarang dulu punya lagu yang saya dengar dan masih saya ingat:

Neil Amtsrong Antariksawan…

Manusia Pertyama ke Bulan…

Di Bulan dengar suara adzan…

Hatinya jadi terkesan….

dst….

Benar atau salah, saya serahkan kepada Allah SWT. Karena Neil Amstron ke Bulan saja masih jadi polemik.

Sejarah adzan dan iqamah:

Adzan mulai disyariatkan pada tahun kedua Hijriah. Mulanya, pada suatu hari Nabi Muhammad SAW mengumpulkan para sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana cara memberitahu masuknya waktu salat dam mengajak orang ramai agar berkumpul ke masjid untuk melakukan salat berjamaah. Di dalam musyawarah itu ada beberapa usulan. Ada yang mengusulkan supaya dikibarkan bendera sebagai tanda waktu salat telah masuk. Apabila benderanya telah berkibar, hendaklah orang yang melihatnya memberitahu kepada umum. Ada juga yang mengusulkan supaya ditiup terompet seperti yang biasa dilakukan oleh pemeluk agama Yahudi. Ada lagi yang mengusulkan supaya dibunyikan lonceng seperti yang biasa dilakukan oleh orang Nasrani. Usul lainnya adalah nyala api di atas bukit. Yang melihat api itu dinyalakan hendaklah datang menghadiri salat berjamaah. Semua usulan yang diajukan itu ditolak oleh Nabi, tetapi beliau menukar lafal itu dengan assalatu jami’ah (marilah salat berjamaah).

Asal muasal adzan berdasar hadits:

Lafal adzan tersebut diperoleh dari hadits tentang asal muasal adzan dan iqamah:

Abdullah bin Zaid telah berkata:

Suatu saat Rasulullah SAW menyuruh memukul lonceng agar orang-orang berkumpul untuk shalat. Ketika aku tidur, seorang lelaki yang membawa lonceng dengan tangannya mengelilingiku. Akupun berkata kepadanya: “Wahai hamba Allah, apakah engkau menjual lonceng itu?” Dia berkata: “Apa yang akan kau lakukan dengannya?” Ia berkata: Maka kujawab: “Kami gunakan untuk panggilan shalat.” Dia berkata: “Apakah kau mau kuberitahu yang lebih baik dari itu?” Ia berkata: Maka kukatakan padanya: “Tentu.” Dia berkata: “Kau ucapkan:

* Allahu Akbar Allahu Akbar
* Asyhadu alla ilaha illallah
* Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
* Hayya ‘alash sholah (2 kali)
* Hayya ‘alal falah (2 kali)
* Allahu Akbar Allahu Akbar
* La ilaha illallah

Asal muasal iqamah:

Setelah lelaki yang membawa lonceng itu melafalkan adzan, dia diam sejenak, lalu berkata: “Kau katakan jika shalat akan didirikan:

* Allahu Akbar, Allahu Akbar
* Asyhadu alla ilaha illallah
* Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
* Hayya ‘alash sholah
* Hayya ‘alal falah
* Qod qomatish sholah (2 kali), artinya “Shalat akan didirikan”
* Allahu Akbar, Allahu Akbar
* La ilaha illallah

Adab adzan:

Adapun adab melaksanakan azan menurut jumhur ulama ialah:

  1. muazin hendaknya tidak menerima upah dalam melakukan tugasnya;
  2. muazin harus suci dari hadas besar, hadas kecil, dan najis;
  3. muazin menghadap ke arah kiblat ketika mengumandangkan azan;
  4. ketika membaca hayya ‘ala as-salah muazin menghadapkan muka dan dadanya ke sebelah kanan dan ketika membaca hayya ‘ala al-falah menghadapkan muka dan dadanya ke sebelah kiri;
  5. muadzin memasukkan dua anak jarinya ke dalam kedua telinganya;
  6. suara muadzin hendaknya nyaring;
  7. muadzin tidak boleh berbicara ketika mengumandangkan adzan;
  8. orang-orang yang mendengar adzan hendaklah menyahutnya secara perlahan dengan lafal-lafal yang diucapkan oleh muadzin, kecuali pada kalimat hayya ‘ala as-salah dan hayya ‘ala al-falah yang keduanya disahut dengan la haula wa la quwwata illa bi Allah (tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah);
  9. setelah selesai adzan, muadzin dan yang mendengar adzan hendaklah berdoa: Allahumma rabba hazihi ad-da’wah at-tammah wa as-salati al-qa’imah, ati Muhammadan al-wasilah wa al-fadilah wab’ashu maqaman mahmuda allazi wa’adtahu (Wahai Allah, Tuhan yang menguasai seruan yang sempurna ini, dan salat yang sedang didirikan, berikanlah kepada Muhammad karunia dan keutamaan serta kedudukan yang terpuji, yang telah Engkau janjikan untuknya [HR. Bukhari]).

Mari jadi muadzin, dan jangan biarkan muadzin di masjid di sekitar kita berada–hanya itu-itu saja–. Biasanya orang tua, biasanya orang elit (ekonomi sulit), biasanya….Tetapi ia adalah penyelamat kita dunia akhirat, dan Alam Semesta menjadi saksinya.

Wa Allah A’lamu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar